Jumat, 06 Maret 2015

QUIZ AWAL MARET 2015 (BERHADIAH PAKET BUKU)

QUIZ AWAL MARET 2015
(6-15 MARET 2015)


[HADIAH]
3 Paket Buku “LATIHAN BACA ARAB GUNDUL SECARA OTODIDAK” untuk 3 Pemenang
"130 IDE DALAM MENDIDIK ANAK" 


-----oOo-----

ISI PAKET:
-          1 BUKU BESAR (Berharokat, Tanpa Harokat, Terjemah, Penjelasan Kedudukan Kata)
-          1 BUKU KECIL (Tanpa Harokat)


HADIAH DIKIRIM LANGSUNG ke alamat pemenang 

(BEBAS ONGKIR untuk WILAYAH INDONESIA)
-----oOo-----
[PERTANYAAN]
"Apa kendala yang pernah Antum hadapi saat belajar bahasa Arab & Bagaimana cara Antum mengatasinya?"
Silakan jawab di kolom KOMENTAR.
-----oOo-----
[KETENTUAN]
1.      Jawaban yang dipilih menjadi pemenang adalah jawaban paling MENARIK (menurut penilaian admin).
2.      Setiap orang boleh menjawab lebih dari sekali (berkali-kali).
3.      Sertakan NAMA + KOTA ASAL bersama jawaban.
4.      Jawaban ditunggu paling lambat hari AHAD 15 Maret 2015 pukul 24.00 WIB.
5.      Pemenang akan diumumkan –insya Allah- pada hari SELASA 17 Maret 2015 di blog ini.
6.      Hadiah insya Allah akan dikirim via POS atau JNE ke alamat pemenang pada hari RABU 18 Maret 2015.
7.      Jika yang menjawab pertanyaan kurang dari 10 orang, maka quiz dibatalkan. Insya Allah akan diganti dengan quiz lain di lain waktu.
Demikian. Harap maklum.










21 komentar:

  1. Jauh dari guru karena berada di negeri asing komunis
    Cara mengatasi belajar otodidak melalui internet, mengikuti kursus online

    BalasHapus
    Balasan
    1. Afwan, bisa tambahkan nama dan kota asal?

      Hapus
    2. Name. Kanti rina wangsih
      Alamat .Ds. Sumberingin kec. sanankulon kab. Blitar
      jawa timur

      Hapus
  2. Kendala yang saya hadapi saat belajar bahasa Arab adalah ketika rasa "ketidak sungguhan" dalam belajar datang dan penyesalan pun selanjutnya karena telat dalam kesungguhan belajar bahasa Arab.
    Cara saya mengatasinya dengan berusaha untuk selalu berkomunikasi dengan para 'alim menggunakan bahasa Arab.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Afwan, bisa tambahkan nama dan kota asal?

      Hapus
  3. Nama saya Suleman
    Alamat pt ipii kawasan Industri Surya cipta ciampel karawang Jawa Barat

    Kendala nya saat belajar bahasa Arab bagi saya adalah saya merasa minder dan kurang peduli tadi nya, tp stlh saya tahu belajar bahasa Arab katanya wajib, maka saya mau tdk mau hrs belajar walaupun hanya lihat di Internet,,, dan sebenarnya pengin juga bisa baca kitab yg kl katanya orang dulu nama nya kitab gundul...

    BalasHapus
  4. Nama sya Syahriani
    Alamat : jl.inspeksi pam lr.01b sektor tello baru kec. manggala kota makassar

    kendalanya dalam berbahasa arab jika 1).kemalasan itu datang. seperti halnya malas mengahafal, malas membaca, dll. dan yg ke 2) karena saya orangnya telat mikir (telmi). jadi kurang tanggap atas sebuah penjelasan. apalagi pada pelajaran nahwu.

    saya mengatasi beberapa kendala tersebut dengan cara ;
    memberikan kesadaran pada diri sendiri bahwa kemalasa itu akan menghambat kesuksesan diri. jadi berusaha untuk mengganti kemalasan itu dengan ketekunan, semangat serta melihat orang-orang yang telah pandai berbahasa arab.
    untuk mengatasi telat mikir (telmi) tersebut, saya berusaha untuk selalu mencatat hal-hal yang penting dan perlu diingat, saya memakai metode mengajar diri sendiri. dengan menulis dan menerangkan di papan tulis kecil sebagai pengajar dan menjadikan diri saya pula sebagai yang diajar.

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Karena huruf berbeda dan rumus yang banyak, sangat membantu bila dengan banyak menghapal rumus dan sering mengerjakan latihan soal.
    Alex abu haidar-Cirebon

    BalasHapus
  7. nama : Muhamad fauji
    alamat : Rt 006 no 82, Jln Rambutan Kel Megang, Kec Lubuklinggau Utara II, Kota Lubuk linggau, Prov Sumsel,
    No Hp : 087739218817
    Assalamualaykum
    Terima kasih sebelumnya,
    Adapun kendala dalam belajar bahasa arab yang saya alami ada dua factor
    1. Factor internal
    Sebelum berkeluarga : sejak usia 20 tahun saya mulai mau belajar bahasa arab, saya belajar di jogja tentang ilmu shorof, di Jakarta saya belajar ilmu nahwu, di cikupa saya belajar alfiyah dan amil, sampai saya konsultasi ke ustadz dan orang yang ahli agama karena belum bisa itu disebabkan karena daya hafal saya yang rendah, mulai saya perbaiki diri saya karena hafalan yang rendah katanya terlalu banyak maksiat, sudah saya lakukan dan saya tetap terus emngat untuk belajar tapi tetap saja belum bisa karena daya hafal saya yang rendah sehingga saya belajar itu tidak bisa pindah ke materi yang lain karena belum hafal.
    Setelah bekeluarga : setelah berkeluarga tambah sulit untuk datang langsung ke majlis bahasa arab karena ada tuntutan dunia hingga saya mengambil langkah untuk belajar otodidak tapi ketika otodidak saya kesulitan membagi waktu, rasa malas sering menghampiri jiwa saya, belajarnya tidak bisa komitmen dan konsisten sehingga membuat sedikit prustasi.
    2. Factor external
    Sekarang tidak ada guru tempat bertanya jika ada yang bingung dan tidak mengerti
    Kurangnya dukungan pemerintah yang menggalakkan program untuk latihan bahasa arab secara gratis.
    Adapun solusi saya
    Sekarang saya tidak lagi berfikir untuk bisa atau mampu berbahasa arab, hanya berfikir belajar adalah sunnah dan mengharapkan ridho Allah SWT, dengan prinsip ini saya bisa menjaga semangat saya untuk belajar, adapun untuk proses belajarnya, saya membaca setiap artikel yang ada kaitannya dengan bahasa arab, contohnya tulisan bapak ustazd di FB, membaca kitab-kitab gundul yang saya miliki, menghafal alquran beserta artinya satu persatu, walaupun harus dimulai dari NOL(0) kembali, tapi niat saya hanya ridho Allah saya melepaskan diri dari tujuan untuk bisa atau pintar atau cerdas, bukan berarti saya putus asa akan tetapi saya serahkan semuanya dan saya hanya menjalankan perintah untuk belajar/ menuntut ilmu,
    Waalahua’lam, mohon maaf apabila ada yang salah
    Wassalamualaykum.

    BalasHapus
  8. Nama : khusnul rofiana
    Alamat : Tambakbayan 6/1,depok, caturtunggal, sleman

    Kendala yg pernah saya hadapi ketika belajar bahasa arab adalah keterbatasan biaya untuk mengikuti kursus selama 3 bulan. Dengan kondisi saya sebagai mahasiswi,masih sibuk kuliah dan organisasi kadang agak susah fokus belajar bahasa arab. Sampai sekarang setelah menikah dan punya anak,saya masih kurang dalam bahasa arab dan belum terlalu bisa baca arab gundul.
    Cara mengatasinya saat kuliah saya berusaha menabung untuk biaya belajar bahasa arab serta berangkat pagi2 sebelum kuliah. Setelah menikah dan punya anak,saya tetap berusaha belajar bahasa arab via whatsapp meskipun agak repot membagi waktu

    BalasHapus
  9. Bismillah

    Diantara kendala kendala belajar bahasa arab yang pernah saya alami

    1. Waktu
    Terbenturnya jadwal belajar dengan jadwal kerja yang liburnya tidak menentu.

    Solusi :
    1. mencari tempat belajar yg fleksibel dg pilihan pagi siang malam sehingga walopun berbarengan dg jam kerja namun masih bisa memilih waktu setelah ato sebelum kerja.
    Hasilnya alhamdulillah bisa menyelesaikan sampe akhir belajar yg ditentukan walopun belum bisa 100% sampe saat ini

    2. Mencari tempat blajar online baik lewat Whatsapp ato yg laennya


    2. Dari masalah 1 timbul masalah 2 yaitu males

    Males di karenakan tertinggal pelajaran sehingga khawatir tidak bisa mengikuti..

    Solusi: tetep lanjutkan walopun ga bisa mendapatkan semua namun pasti akan mendapatkan sebagiannya

    3. Jarang dipraktekkan
    Solusi harus sering sering dipakai

    4. Tidak ada komunitas
    Solusi seharusnya ada komunitas yang langsung mempraktekkan terkhusus u bahasa percakapan

    5. Minimnya mufrodat
    Solusi : harus banyak menghafal ato nembaca kitab kitab para ulama

    Namun dari sekian banyak kendala ada tiga yang harus senantiasa dijaga
    Niat sabar dan keikhlasan.

    Baarokallohu fiykum

    Agus bin sahono elmbayatiy

    BalasHapus
  10. bismillah..
    Nama: Zeni Afrah Madinah
    Alamat: Jalan Gunung Agung gang XVI No. 17 Jembrana Bali
    kendala saya dalam belajar bahasa arab adalah minimnya guru, beberapa kali mau ikut belajar tapi lokasinya jauh, kemudian keterbatasan buku, pernah membeli buku tapi karena otodidak dan bukunya agak sulit dimengerti jadi bingung sendiri. bagi saya yang awam dengan bahasa arab, agak kesulitan menemukan buku yang mudah diserap secara otodidak. selain itu aktivitas perkuliahan kadang memecah fokus untuk belajar. Solusi saya adalah dengan membaca sejarah Islam yang mana Alhamdulillah bisa membangkitkan gairah untuk belajar mengenal Islam dan ingin sekali bisa belajar langsung lewat literatur yang berbahasa arab. kadang juga cari kalimat-kalimat atau istilah-istilah dlm bahasa arab kemudian di gunakan diantara kalimat bahasa indonesia saya,,

    BalasHapus
  11. Kendala dalam mempelajari bahasa arab bagi saya saat ini adalah umur, saya belajar bahasa arab ketika saya baru tahu betapa pentingnya bahasa Arab bagi seorang Muslim. Saya benar-benar mengenal Islam ketika saya masuk pesantren 2 tahun yang lalu waktu itu umur saya 26 tahun. Sekarang saya sudah 2 tahun tinggal di pesantren dan mempelajari bahasa Arab selama saya di Pesantren. Ko bisa ya saya dengan umur sekarang malah "Nyantri". Namun karena semangat ingin mempelajari Islam secara Kaffah maka saya beranikan diri untuk masuk pesantren langsung ke pak Kiyai.

    Dari situ, saya diterima dengan baik oleh pak kiyai dan saya adalah satu-satunya santri yang paling tua karena santri yang paling tua sebelum saya adalah anak-anak Aliyah kelas XII. Saya bergaul dengan adik-adik yang umurnya 10 tahun di bawah saya untuk belajar bahasa Arab, bahkan saya belajar Ilmu Nahwu dasar pun pada santri kelas XI Aliyah, pada awalnyaa saya ,malu dan agak gengsi namun saya tetap konsisten untuk mempelajari bahasa Arab. Saat ini saya sedang gencar-gencarnya menghafal mufrodat dan kitab Jurumiyah (kitab Nahwu) mudah-mudahan saya bisa cepat belajar karena jujur saja bagi saya bahasa Arab itu asing karena saya lebih familiar dengan bahasa Inggris. Kendala yang kedua adalah rasa Malas, jika rasa malas menghampiri maka segala upaya yang kita lakukan akan musnah oleh rasa malas tadi, jika satu hari saja kita malas maka hafalan kita akan cepat hilang dari biasanya, maka dari itu saya lebih suka berteman dengan santri yang rajin menghafal dan bisa diajak praktek bahasa Arab bersama.. terima kasih

    Yadi Suryadi
    Kota Serang

    BalasHapus
  12. Nama : jumakir
    Umur : 35 tahun
    Alamat : bekasi

    BalasHapus
  13. Assalamu'alaykum...
    Nama saya : Jumakir
    Usia : 35.tahun
    Alamat : perum taman kebalen blok f 8 no. 15 ,kebalen ,babelan , bekasi utara.
    ��Motivasi yang lemah
    Dulu awal-awal belajar bahasa arab saya belum mempunyai motivasi yg kuat,"untuk apa saya mempelajarinya?Apa manfaatnya saya musti belajar bahasa arab?
    Waktu itu saya hanya ikut-ikutan temen.Saat itu ada beberapa ikhwah belajar bahasa arab di satu lembaga yang bernama mafaza,saya pun ikut. Saat itu hanya perkenalan awal,menghafal kosakata dan beberapa wazan sharaf dasar. Belum tahu kaidah sama sekali.
    ��Yang kedua
    Kurang nya mencari sarana-sarana belajar.Sarana belajar sangat lah banyak,bisa menggunakan vcd,buku,internet,datang ke seorang guru,WhatsApp seperti sekarang ini dll .Waktu itu saya hanya pasif dan membiarkan waktu hilang begitu saja tanpa bertambah nya ilmu.
    Kalau seperti saat sekarang,sarana apa lagi yang kurang? Terus apa alasan kita tidak
    bisa belajar?
    ��Malas
    Diantara malas disini adalah malas murajaah,malas bagi waktu tuk belajar, malas datang ke seorang guru, malas membaca buku dan sarana-sarana belajar lainnya dll.
    Waktu dulu ana diajarkan mufradat lebih dari 200 kosa kata,baik isim maupun fiil. Untuk membuat kalimat sederhana sudah sedikit diajarkan,walaupun tanpa kaidah .Setelah putus dari mahad tsb ,sama sekali tidak pernah memurajaah,sehingga mufradat tsb hilang dari ingatan. Maka jika saat ini timbul malas murajaah,maka biasanya ana alihkan ke yang lain yang masih disebut belajar juga. Misalnya malas baca buku, maka saya gunakan sarana lain seperti main internet tapi yang berkaitan dengan bahasa arab.
    ��Tidak berani berkorban
    Contohnya : dalam belajar perlu sarana-sarana maka sudah pasti kita perlu mengeluarkan beberapa uang untuk membeli nya.
    Awal-awal baca fahimna di internet ,saya masih ragu apakah saya harus beli kitab fahimna?yang harganya di atas 200 ribu dan lewat Internet lagi (khawatir penipuan)?
    Tetapi setelah ditimbang-timbang saya putuskan saya harus beli karna apa?
    Saya teringat perkataan imam syafii buat penuntut ilmu ,yang diantara syarat dapat imu adalah mempunyai bekal.Maka bagaimana saya bisa bahasa arab kalau tidak punya sarana,mustahil!!!
    ��Malu bertanya
    Biasanya kita malu kalau harus bertanya,nanti bakalan ketahuan bahwa kita masih bodoh.
    Yang menjadi alasan saya harus berani bertanya ada lah ayat alquran yang kita sama-sama tahu "maka bertanyalah kalian kepada ahli ilmu jika kalian belum mengetahui nya"
    Awal-awal belajar fahimna saya belum tahu sama sekali irab secara bahasa arab. Saat itu ada salah seorang ikhwan yang meng share soal irab di grup WhatsApp,maka saya coba menjawabnya walaupun kalimatnya acak adul.Tapi secara kaidah sudah benar karena telah dijelaskan di kitab fahimna.
    Maka suatu malam bulan Ramadhan ,kebetulan ada ustadz yang saya kenal dia mengajar bahasa arab,saya bertanya apa irab arabnya. Dia menjawab dengan kurang jelas dan masih ngambang maka besok harinya saya cari ustadz lain yang bisa menjelaskan dengan lebih detil.
    ��Kurangnya pembiasaan bahasa arab
    Seringnya kita belajar dan membaca buku bahasa arab cuma awalnya doang (kalau baca buku),dan cuma di mahad waktu belajar sama ustadz doang(bagi yang belajar di satu majelis).
    Kalau selepas itu maka kita lepas dari semua kegiatan atau sarana yang seharusnya bisa jadi wasilah belajar.
    ��Jauhnya kita dari ahlinya
    Ini adalah suatu keharusan yang harus kita lalui. Contohnya : seperti kita membaca kitab fahimna,maka walaupun ini buku termudah untuk belajar bahasa arab, tapi terkadang ada bab tertentu,atau kaidah tertentu yang kita belum memahaminya. Maka di sinilah kita membutuhkan dekat dan bertanya kepada ahlinya.
    Walaupun otodidak,tapi sekali waktu di kala tidak paham suatu kaidah maka kita perlu bertanya dan dekat ahli ilmu (ilmu bahasa arab maksud di sini)

    BalasHapus
  14. Sambungan .....
    🔵Yang terahir bosan,jenuh dan merasa putus asa
    Terkadang setelah beberapa waktu berjalan, kita belum bisa juga baca kitab gundul maka muncul rasa putus asa. Yang saya alami untuk tahu kaidah dan bisa baca kitab gundul tidak hanya butuh waktu seminggu,sebulan,setahun tapi terkadang sampai bertahun-tahun.Dan yakinlah dari apa yang kita pelajari pasti ada manfaat nya, bertambah nya ilmu walaupun mungkin hanya sedikit.Dan ingat perkataan ulama al imam asy syafi i : wahai saudaraku engkau tidak akan mendapat kan ilmu kecuali dengan 6 hal ".Diqntqrq yang beliau sebutkan adalah "tuluu al zaman" = lamanya waktu. Maka janganlah putus asa, memang ilmu itu di dapat tidak dengan sim salabim tapi melalui tahapan-tahapan yang memerlukan waktu yang lama.
    💥Sebenarnya masih banyak kendala-kendala lainnya, namun mungkin apa yang saya sebutkan bisa mewakili dan mungkin pokok dominan dari problem tersebut.
    Demikian , wassalamu 'alaikum warahmatullah...

    BalasHapus
  15. Afwan tadi ada yg dihapus karna komentar tdk boleh lebih dari 4 ribu sekian..

    BalasHapus
  16. Bismillah....
    Assalamu'alaykum...
    Nama saya : Jumakir
    Usia : 35.tahun
    Pekerjaan : karyawan swasta
    Alamat : bekasi

    Pengalaman saya dalam hal mempelajari bahasa arab,ada beberapa kendala yang saya temui.
    Beberapa diantaranya :
    ��Motivasi yang lemah
    Dulu awal-awal belajar bahasa arab saya belum mempunyai motivasi yg kuat,"untuk apa saya mempelajarinya?Apa manfaatnya saya musti belajar bahasa arab?
    Waktu itu saya hanya ikut-ikutan temen.Saat itu ada beberapa ikhwah belajar bahasa arab di satu lembaga yang bernama mafaza,saya pun ikut. Saat itu hanya perkenalan awal,menghafal kosakata dan beberapa wazan sharaf dasar. Belum tahu kaidah sama sekali.
    Qodarullah setelah berlangsung beberapa bulan,tidak berlanjut karena pengajar dan pelajar nya sibuk urusan masing - masing.
    Dan disinilah saya motivasinya lemah,kenapa? Karena setelah itu saya tidak mencoba belajar lagi bahasa arab baik otodidak ataupun mencari majelis bahasa arab.
    ��Yang kedua
    Kurang nya mencari sarana-sarana belajar.Sarana belajar sangat lah banyak,bisa menggunakan vcd,buku,internet,datang ke seorang guru,WhatsApp seperti sekarang ini dll .Waktu itu saya hanya pasif dan membiarkan waktu hilang begitu saja tanpa bertambah nya ilmu.
    Kalau seperti saat sekarang,sarana apa lagi yang kurang? Terus apa alasan kita tidak
    bisa belajar?
    ��Malas
    Diantara malas disini adalah malas murajaah,malas bagi waktu tuk belajar, malas datang ke seorang guru, malas membaca buku dan sarana-sarana belajar lainnya dll.
    Waktu dulu ana diajarkan mufradat lebih dari 200 kosa kata,baik isim maupun fiil. Untuk membuat kalimat sederhana sudah sedikit diajarkan,walaupun tanpa kaidah .Setelah putus dari mahad tsb ,sama sekali tidak pernah memurajaah,sehingga mufradat tsb hilang dari ingatan. Maka jika saat ini timbul malas murajaah,maka biasanya ana alihkan ke yang lain yang masih disebut belajar juga. Misalnya malas baca buku, maka saya gunakan sarana lain seperti main internet tapi yang berkaitan dengan bahasa arab.
    ��Tidak berani berkorban
    Contohnya : dalam belajar perlu sarana-sarana maka sudah pasti kita perlu mengeluarkan beberapa uang untuk membeli nya.
    Awal-awal baca fahimna di internet ,saya masih ragu apakah saya harus beli kitab fahimna?yang harganya di atas 200 ribu dan lewat Internet lagi (khawatir penipuan)?
    Tetapi setelah ditimbang-timbang saya putuskan saya harus beli karna apa?
    Saya teringat perkataan imam syafii buat penuntut ilmu ,yang diantara syarat dapat imu adalah mempunyai bekal.Maka bagaimana saya bisa bahasa arab kalau tidak punya sarana,mustahil!!!
    ��Malu bertanya
    Biasanya kita malu kalau harus bertanya,nanti bakalan ketahuan bahwa kita masih bodoh.
    Yang menjadi alasan saya harus berani bertanya ada lah ayat alquran yang kita sama-sama tahu "maka bertanyalah kalian kepada ahli ilmu jika kalian belum mengetahui nya"
    Awal-awal belajar fahimna saya belum tahu sama sekali irab secara bahasa arab. Saat itu ada salah seorang ikhwan yang meng share soal irab di grup WhatsApp,maka saya coba menjawabnya walaupun kalimatnya acak adul.Tapi secara kaidah sudah benar karena telah dijelaskan di kitab fahimna.
    Maka suatu malam bulan Ramadhan ,kebetulan ada ustadz yang saya kenal dia mengajar bahasa arab,saya bertanya apa irab arabnya. Dia menjawab dengan kurang jelas dan masih ngambang maka besok harinya saya cari ustadz lain yang bisa menjelaskan dengan lebih detil.
    ��Kurangnya pembiasaan bahasa arab
    Seringnya kita belajar dan membaca buku bahasa arab cuma awalnya doang (kalau baca buku),dan cuma di mahad waktu belajar sama ustadz doang(bagi yang belajar di satu majelis).
    Kalau selepas itu maka kita lepas dari semua kegiatan atau sarana yang seharusnya bisa jadi wasilah belajar.

    BalasHapus
  17. Lanjutan. ......

    🔵Jauhnya kita dari ahlinya
    Ini adalah suatu keharusan yang harus kita lalui. Contohnya : seperti kita membaca kitab fahimna,maka walaupun ini buku termudah untuk belajar bahasa arab, tapi terkadang ada bab tertentu,atau kaidah tertentu yang kita belum memahaminya. Maka di sinilah kita membutuhkan dekat dan bertanya kepada ahlinya.
    Walaupun otodidak,tapi sekali waktu di kala tidak paham suatu kaidah maka kita perlu bertanya dan dekat ahli ilmu (ilmu bahasa arab maksud di sini)
    🔵Yang terahir bosan,jenuh dan merasa putus asa
    Terkadang setelah beberapa waktu berjalan, kita belum bisa juga baca kitab gundul maka muncul rasa putus asa. Yang saya alami untuk tahu kaidah dan bisa baca kitab gundul tidak hanya butuh waktu seminggu,sebulan,setahun tapi terkadang sampai bertahun-tahun.Dan yakinlah dari apa yang kita pelajari pasti ada manfaat nya, bertambah nya ilmu walaupun mungkin hanya sedikit.Dan ingat perkataan ulama al imam asy syafi i : wahai saudaraku engkau tidak akan mendapat kan ilmu kecuali dengan 6 hal ".Diqntqrq yang beliau sebutkan adalah "tuluu al zaman" = lamanya waktu. Maka janganlah putus asa, memang ilmu itu di dapat tidak dengan sim salabim tapi melalui tahapan-tahapan yang memerlukan waktu yang lama.
    💥Sebenarnya masih banyak kendala-kendala lainnya, namun mungkin apa yang saya sebutkan bisa mewakili dan mungkin pokok dominan dari problem tersebut.
    Demikian , wassalamu 'alaikum warahmatullah...

    BalasHapus
  18. Nama: Supriadi Radia
    Kota: Jakarta
    Kendala utama adalah WAKTU, sempitnya waktu dan kurang mampu mengatur waktu. Cara saya mengatasinya dengan memanfaatkan waktu2 luang untuk membaca ringkasan2 kaidah nahwu maupun shorof ( saya scan buku kemudian simpan di HP), atau mendengarkan cuplikan audio & video percakapan dalam bahasa arab, sesekali mengi'rob bacaan alQuran, berusaha memahami bacaan imam ketika shalat Jahr, dan memanfaatkan apapun sarana yang mungkin serta potongan2 waktu yang bisa dimanfaatkan...

    BalasHapus